Blog Tips™
Kumpulan artikel tutorial, tips, dan trik blog, ponsel, internet, dan bisnis™
Sabtu, 24 Februari 2024
Kamis, 12 Mei 2016
6 Cara Menghemat Baterai "Smartphone"
Perangkat smartphone yang beredar di pasaran saat ini rata-rata sudah dilengkapi dengan baterai berkapasitas besar. Namun, risiko kehabisan baterai saat berada di tengah jalan tetap tinggi.
Kehabisan baterai pada momen-momen penting terkadang memang menyebalkan. Namun, sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat baterai.
Berikut beberapa cara mudah untuk menghemat daya baterai.
1. Matikan sinyal radio
Sering kali, di beberapa daerah tertentu, smartphone bisa kehilangan sinyal. Hal tersebut dapat terjadi karena menara pemancar sinyal berada jauh dari lokasi smartphone atau trafiknya sedang penuh.
Apabila sinyal hilang atau melemah, sistem smartphone biasanya akan terus mencari koneksi terbaik. Pencarian sinyal secara terus menerus dapat membuat baterai habis dengan cepat.
Oleh karena itu, sebaiknya matikan saja sinyal radio, jika pengguna benar-benar yakin tidak akan mendapatkan sinyal dalam beberapa waktu. Biasanya, pilihan untuk mematikan sinyal radio terdapat di menu "Setting".
Matikan juga fitur WiFi dan Bluetooth apabila sedang tidak digunakan. Kedua perangkat tersebut juga dapat membuat baterai smartphone cepat habis.
2. Aktifkan Airplane Mode
Tidak mau terlalu repot-repot dalam mengatur sinyal? Pengguna dapat dengan mudah mematikan semua sinyal radio yang ada di smartphone hanya dengan sebuah mode, yaitu Airplane Mode.
Dengan menyalakan Airplane Mode, semua sinyal radio, baik GSM, WiFi, maupun Bluetooth, akan langsung dimatikan.
3. Matikan fitur getar (vibrate)
Fitur getar terkadang dapat sangat membantu apabila ada panggilan telepon atau pesan yang masuk pada saat pengguna sedang rapat atau di tempat lain yang membutuhkan ponsel dalam keadaan silent.
Namun, sebenarnya fitur getaran ini membutuhkan daya baterai lebih banyak dibandingkan ringtone biasa. Berdasarkan fakta tersebut, apabila pengguna sedang tidak membutuhkan fitur ini, sebaiknya matikan fitur getar yang ada di smartphone.
4. Tutup aplikasi yang jarang dipakai
Ada banyak aplikasi yang jarang dipakai. Sebagai contoh, aplikasi pengecekan skor pertandingan sepak bola Livescore. Kemungkinan besar, aplikasi tersebut hanya dipakai satu minggu sekali pada saat sedang ada pertandingan.
Nah, sebaiknya tutup aplikasi yang jarang dilihat seperti itu. Sebab, sebenarnya aplikasi itu tetap berjalan di background, meski Anda tidak melihatnya sepanjang satu minggu itu. Berjalan di background berarti tetap memerlukan daya pemrosesan.
Sebaliknya, jangan tutup aplikasi yang sering digunakan karena ini malah berpotensi memboroskan baterai.
Saat sebuah aplikasi dimatikan, data-data program bersangkutan dihapus dari memori (RAM). Ketika aplikasi itu kemudian dipanggil lagi, perangkat terpaksa "memanggil ulang" data-data yang diperlukan dan menyimpannya di dalam RAM. Ini membutuhkan pemrosesan sistem.
Memang berjalan di background berarti menyerap baterai, tetapi tidak akan menghabiskan baterai sebesar saat pengguna menutup dan membuka sebuah aplikasi secara berulang-ulang.
5. Jangan "streaming"
Ingin mendengarkan musik atau menonton video? Jika ya, sebaiknya simpan kedua jenis data tersebut di media penyimpanan yang ada.
Kurangi kegiatan streaming apabila tidak ingin baterai habis dengan cepat. Menonton video atau mendengarkan musik via YouTube memang menyenangkan, tetapi kegiatan ini akan "memaksa" sistem ponsel terus bekerja dan akhirnya membuat baterai cepat habis.
6. Redupkan layar
Semakin cerah tampilan layar, maka semakin cepat baterai habis. Oleh karena itu, redupkan atau matikan layar apabila sedang tidak digunakan.
Punya tips menjaga daya tahan baterai lainnya? Mari berbagi melalui fitur komentar yang ada di bawah ini.
Sabtu, 07 Mei 2016
5 Mitos Baterai Ponsel yang Wajib Diketahui
Banyak pengguna smartphone yang hingga kini bertanya-tanya bagaimana cara agar baterai yang terbenam di ponsel kesayangannya awet alias memiliki umur panjang. Wajar saja, mengingat baterai layaknya 'jantung' di sebuah smartphone.
Baterai sendiri adalah 'masalah' abadi bagi pemilik smartphone. Banyak dari kita yang memiliki handset, bisa dipakai hingga bertahun-tahun. Namun sayangnya, baterai smartphone kebanyakan cuma bisa bertahan dalam hitungan bulan.
Lithium-ion adalah jenis baterai yang diadopsi sejumlah vendor smartphone untuk memperkuat perangkatnya hingga lebih dari dua dekade, dan belum berubah sejak Sony mulai memproduksinya pada 1991.
Meskipun banyak ilmuwan yang berusaha untuk mencari cara yang jauh lebih efektif ketimbang lithium-ion, tapi saat ini belum ada jenis baterai yang sepenuhnya menggantikan dominasi lithium-ion.
Bicara soal teknologi penopang daya tersebut, berikut ini adalah 6 mitos yang perlu diketahui tentang baterai smartphone Anda.
1. Apakah baterai ponsel perlu dicas saat baru dibeli?
Sejumlah penjual banyak yang menyarankan agar pengguna mengisi baterai pada smartphone yang baru saja dibeli hingga penuh dan dicas hingga berjam-jam sebelum digunakan.
Jawabannya adalah tidak. Jenis baterai sebelumnya seperti nikel kadmium memiliki "efek memori" yang berarti baterai akan mempertahankan kapasitas tertentu berdasarkan bagaimana mereka telah diisi dan dikosongkan.
Dengan baterai jenis lithium-ion yang lebih modern, kebanyakan kalangan setuju bahwa tidak ada efek tersebut dan baterai ini pun lebih handal.
Anda juga tidak perlu mengkalibrasi smartphone dengan menguji ketahanan baterai. Apple dan vendor smartphone lainnya tidak lagi merekomendasikan hal ini.
2. Apakah daya baterai menurun dari waktu ke waktu?
Ya, Anda tidak bisa mempertahankan daya baterai yang digunakan dari waktu ke waktu. Baterai lithium-ion dirancang untuk menahan sejumlah "siklus" - menguras penuh baterai. Semakin sering dicas, daya baterai akan semakin terkuras.
Apple pernah menuturkan, "Anda mungkin menggunakan 75 persen dari baterai selama satu hari, kemudian mengisi ulang sepenuhnya semalam. Jika Anda menggunakan 25 persen pada hari berikutnya, baterai akan kosong 100 persen, dan selama dua hari akan menambahkan satu siklus pengisian."
Baterai smartphone rata-rata memiliki antara 300 dan 500 siklus sebelum mencapai 70 persen dari kapasitas aslinya.
3. Benarkah ngecas terlalu lama bisa merusak baterai?
Tidak juga. Banyak yang beranggapan bahwa 'ngecas' baterai smartphone terlalu lama dapat membuat kondisi baterai memburuk. Sistem baterai modern, bisa mengurangi tegangan listrik, sehingga akan menyesuaikan kebutuhan daya yang dibutuhkan.
Kecuali smartphone dalam kondisi overheat. Panas menyebabkan kinerja baterai lithium-ion berkurang. Suhu panas yang lebih dari 30 derajat Celcius dapat merusak baterai.
Cobalah untuk menjaga smartphone Anda relatif dingin saat pengisian, dengan menempatkannya di ruang yang sejuk atau jauh dari paparan cahaya matahari.
4. Apakah harus menunggu sampai baterai kosong dulu baru dicas?
Tidak juga. Anda bisa mengisi baterai smartphone sesuai dengan kebutuhan, untuk diketahui bahwa siklus pengisian baterai yang lama sebenarnya lebih buruk daripada yang sebentar.
Kesimpulannya adalah menggunakan smartphone dengan baterai minimum 50 persen, kemudian melakukan pengisian lagi dan memakainya hingga di bawah 50 persen, lebih baik daripada benar-benar kosong.
5. Apakah mematikan Wi-Fi bisa meningkatkan daya baterai?
Wi-Fi dan Bluetooth memiliki karakter berbeda dalam 'menguras' daya baterai. Mematikan dua konektivitas tersebut memang bisa membuat baterai lebih hemat, tetapi tak terlalu berpengaruh.
Saat sinyal jaringan telekomunikasi tidak stabil dan smartphone bekerja mencari sinyal, bagaimanapun sangat menguras daya baterai. Anda dapat mengaktifkan mode airplain jika Anda tidak memerlukan sinyal ponsel.
Jika di sekitar Anda ada hotspot Wi-Fi, hubungkanlah. Menggunakan jaringan 4G atau 3G menguras baterai jauh lebih cepat daripada Wi-Fi.
Langganan:
Postingan (Atom)